Halo, sudah lama aku gak nulis. Ditengah kesibukan yang
membuat aku bingung harus memilih tugas yang mana, aku malah memilih untuk
nulis. Maafkan aku ya Allah, maafkan aku teman-teman kelompok, maafkan aku
tugas-tugas. Hanya beberapa kalimat saja mungkin sudah sedikit mengobati rasa
rinduku dengan tulisan (walaupun setiap hari aku pasti menulis).
Kali ini aku mau sedikit cerita tentang perasaan...bukan,
bukan, bukan perasaan hati, tapi emosi. Emosi belum tentu marah, emosi itu
luapan perasaan (kata KBBI). Hhhmmm, aku bimbang ingin menulis ini. Sebenarnya aku
sedikit kesal, tetapi bingung harus tak begitu paham bagaimana meluapkan
kekesalan kali ini. Ketika kita berada pada satu tim yang harus(nya) kompak,
tetapi malah berjalan sesuai dengan keinginan masing-masing dan memilih untuk
saling diam.
Aku cukup bingung, harus biasa saja, harus menuruti orang
itu, atau orang itu yang harus menuruti aku, atau malah .... entahlah, kali ini
aku benar-benar bingung. Ketika seharusnya kita bisa saling membantu ditengah
kesibukan masing-masing, tapi malah memilih untuk berjalan masing-masing. Aku sebisa
mungkin untuk biasa, tapi biasa itu tetap saja tidak biasa. Terlalu ambigu
untuk dimengerti. Bersikap profesional ? aku yakin ini bukan pilihan sikap yang
baik, karena pada awalnya aku sudah berfikir hal ini pasti tidak berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Sikap saling membantu mungkin lebih baik.
Jadi, sekarang sebenarnya siapa yang tidak biasa ?
Berusahalah sebaikmungkin dalam tim, karena setiap anggota
tim pasti (seharusnya) memiliki tujuan yang sama, bukan ?